Membekhu Tutukh Mu Pukak

Hari itu menjadi hari yang membahagiakan bagi Pukak Kedek, iya berhasil menyelesaikan Studi strata 1 nya di negeri "Firaun" dengan penambahan nama gelar LC.

Dengan gelar LC nya itu, iya pun berniat pulang ke kampung halamannya yang hampir 10 tahun iya tinggal kan, terhitung sejak iya tamat Madrasah Tsnawiyah di desa Cinendang Raya dulu. Tentu wajahnya semakin menjadi-jadi menahan rindu yang semakin menggebu pada kampung.

Sarjana muda ini mendapat beasiswa dari Provinsi untuk melanjutkankan sekolah tinggi hingga kuliah di Al Azhar berkat kecerdasan dan ketekunan terhadap ilmu pengetahuan. Tercatat bahwa dia adalah murid yang tidak "pacaran, merokok, narkoba, berkelahi, suka berdebat dan bolos". Masalah peringkat, jangan ditanyakan lagi.

Kini, Pukak Kedek pun sudah berkemas dan berpamitan dengan tetangga dan akan menuju Bandara.  Dari dalam Taksi yang iya tumpangi, tak sadar Pukak Kedek mengeluarkan Air Mata, tidak tahu apa sebabnya, sang supir pun bertanya.
Kenapa anda menangis saudara ku,? Tanya supir.
Ah, saya tidak sanggup meninggalkan Mesir ini, terlalu banyak kenangan..Jawab Pukak Kedek.
Supir pun memahami bagaimana 10 tahun akan menciptakan 10.000.000 lebih kenangan...
Iya, saya paham, sekarang anda pun seharusnya bahagia, anda akan kembali ke kampung halaman anda "Supir memberi semangat"...
Saya bingung, bagaimana nanti si Latifah tanpaku disini, "Jawab Pukak Kedek semakin menjadi-jadi"
Supir pun maklum dan tak sanggup melanjutkan obrolan lagi, hingga tiba di Bandara.

Selama penerbangan menuju Indonesia, Pukak Kedek terus berusaha agar mampu melupakan kenangan 10 tahun di Mesir, khususnya dengan Latifah, seorang wanita pertama yang iya kenal di Mesir. Pukak Kedek terus mencoba membayangkan kampung halaman, agar lupa dengan Mesir...

Assalamualaikum, ketukan pintu Pukak Kedek pun dibuka langsung oleh Ibunya,...
Waalaikum salam, Nggo ko khoh du Pukak, mbelen na ko nggo en cek, 10 tahun be odak kidah awe mu cek..."(Sudah pulang ya Pukak, makin besar ya nak, 10 tahun kita gak jumpa nak ya) Sambut ibu Pukak Kedek dengan pelukan dan air mata bahagia". Pukak Kedek pun memeluk ibunya sambil menangis....

Pukak Kedek pun masuk ke Rumah nya, iya melihat ada tamu seperti keluarga besar sedang ada di dalam rumah. Iya pun disambut dan disalami, dan keramaian rumah pun menjadi 2 kali lipat atas pulangnya Pukak Kedek.

Wah, Nggo makin mbelen ko du (Sudah besar ya?) Pukak ? Sahut Maktuan nya.
Makin meholi (Ganteng) kata Cek Mami nya.
Nggo gedang janggut (sudah panjang jenggot) mu ? Kata Pongah nya.
Sambutan hangat pun dirasakan oleh Pukak Kedek, setiba dirumah nya.

Pukak Kedek pun ikut bercerita dan menyantap makanan dirumah nya bersama tamu-tamu yang ada di rumah nya. Iya pun melihat setiap muka yang hampir setengah tamu yang hadir tidak ingat lagi. Jangankan wajah, "tutukh" (Panggilan Keluarga) pun iya sudah lupa.

Hingga tiba saat ketika Membekhu (Suami Kakak Ayah) nya datang, terkejut melihat Pukak Kedek yang ada dirumah..
Wah, Nggo ko balik (Sudah pulang) Pukak? Tanya "Membekhu" nya..
Nggo (sudah) Maktuan (Adik Mamak) kata Pukak Kedek spontan.
Para tamu pun ketawa dan Pukak Kedek pun paham bahwa "tutukh" nya tidak tepat..
"Membekhu tutukh mu bangku Pukak (Membekhu panggilan mu Pukak)" Ucap membekhu nya sambil senyum.

Suhardin Djalal, 21 Januari 2018

Posting Komentar

0 Komentar