24 Tahun Kabupaten Aceh Singkil, Menatap Kegemilangan

Kabupaten Aceh Singkil resmi terbentuk pada tahun 1999, hasil dari pemekaran Kabupaten Aceh Selatan. Tepat pada tanggal 27 April 2023 ini, Aceh Singkil genap berusia 24 Tahun. Pada usia nya yang sudah ke 24 Tahun ini, saatnya Kabupaten Aceh Singkil lebih serius dan semangat untuk berbenah. Daerah ini dihadapkan pada tantangan kemajuan, disaat daerah lain di seluruh Indonesia yang juga terus menunjukkan arah positif pembangunan.

Bila berkaca pada kondisi hari ini, Aceh Singkil masih dihantui oleh ketertinggalan, kemiskinan dan persoalan lainnya dari berbagai sektor pembangunan. Meskipun begitu, melihat Aceh Singkil di masa depan haruslah selalu dengan sikap semangat dan optimis.

Kabupaten Aceh Singkil adalah daerah yang mempunyai karakteristik sosial kebudayaan tersendiri dan cenderung terdapat perbedaan dengan kabupaten lainnya di Provinsi Aceh. Daerah ini didiami oleh ragam penduduk dengan berbagai etnis, bahasa, agama serta adat istiadat dan kebudayaan.

Secara letak geografi, daerah ini berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara. Terdapat pula wilayah kepulauan, wilayah sungai serta wilayah hutan. Tata ruang wilayah daerah ini terdiri dari pusat perkotaan, pusat perdagangan, pusat kelautan perikanan, pusat wisata bahari dan pusat perkebunan.

Jika menarik ke belakang, pada sejarahnya wilayah Kabupaten Aceh Singkil ini dahulunya pernah mengalami kejayaan, pelabuhan nya pesat, menghasilkan rempah-rempah serta getah kapur barus. Singkel pada masanya menghasilkan komoditi kualitas dunia yang diekspor ke eropa dan timur jauh.

Kabupaten Aceh Singkil ini juga mempunyai ulama kharismatik yang berpengaruh di nusantara, dengan karya ilmu dan sastra mereka melahirkan khazanah baru dalam ilmu dan kesusastraan di tanah air. Kedua ulama tersebut ialah Syekh Abdurrauf As-Singkili (Syiah Kuala) Mufti Kerajaan Aceh abad 17 dan Syekh Hamzah Fansuri (Oboh).

Pada masa kolonialisme Belanda hingga pendudukan Jepang, wilayah Aceh Singkil yang terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil juga melahirkan sosok pahlawan yang mempertahankan kedaulatan wilayah, maka tidak jarang kita mendengar nama-nama seperti Sultan Daulat dan Siti Ambia tokoh-tokoh heroik yang telah mendedikasikan diri untuk terus berjuang bagi tanah Singkel.

Setelah H. Mamursyah Putra, S.H., M.M. (Bupati Pertama Aceh Singkil) beserta tokoh pemekaran kabupaten lainnya berhasil memekarkan Kabupaten Aceh Singkil, pembangunan daerah terus dilakukan secara berangsur. Akses dan pelayanan publik serta pembangunan sumber daya manusia terus ditingkatkan. Upaya pembangunan itu dilanjutkan oleh pimpinan daerah setelahnya hingga sampai saat ini.

Hari Jadi Kabupaten Aceh Singkil yang ke 24 tahun 2023 ini mengangkat tema “Aceh Singkil Dahulu, Kini dan Masa Depan yang Gemilang”.

Menatap kegemilangan bukanlah sesuatu hal yang berlebihan, visi besar ini sejatinya akan memunculkan sikap semangat dan optimis dalam membangun oleh masyarakat segala lini. Ditambah dengan kenyataan adanya potensi besar yang ada di Kabupatem Aceh Singkil. Masyarakat Aceh Singkil pantas berbangga dengan wisata pulau banyak nya, berbangga dengan hutan rawa nya, berbangga dengan letak geografinya yang berhadapan langsung dengan kekayaan laut yang kaya, serta tepian sungai soraya dan sungai cinendang yang subur.

Dari sektor tambang, Aceh Singkil mesti berbangga dengan adanya potensi minyak dan gas blok Singkil yang baru-baru ini ditemukan. Serta yang tidak kalah penting dari sektor sosial kemasyarakatan yaitu berbangga akan keberagaman serta adat isitiadat yang diikat oleh rasa kekeluargaan.

Pembangunan jembatan terpanjang se-provinsi Aceh dapat pula sebagai tanda awal bahwa Aceh Singkil di masa yang akan datang akan lebih pesat, jalan yang terhubung dengan Aceh Selatan juga akan menghubungkan Aceh Singkil dengan lintas masyarakat Aceh-Sumatera Utara. Di Kabupaten Aceh Singkil terdapat pelabuhan dan bandara yang jika dimaksimalkan pengoperasiannya, yang keseluruhan itu akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Secara kependudukan, Aceh Singkil hari ini didominasi oleh anak yang berusia 0-14 tahun, yang artinya bonus demografi bisa dicapai dalam 10-20 tahun ke depan. Maka, menyiapkan generasi dengan sumber daya manusia yang unggul juga menjadi prioritas. Sehingga, Aceh Singkil di masa depan akan dikelola dengan baik oleh masyarakat yang unggul dan berdaya saing.

Kabupaten yang dijuluki negeri batuah (tanoh metuah) ini tidak kalah rujukan, tidak kalah sejarah tidak kalah pengalaman. Negeri ini hanya perlu belajar lalu bergerak mewujudkan kegemilangan dengan memanfaatkan potensi yang ada semaksimal mungkin. Hal itu tentunya adalah tugas bersama antara pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat.

Pada akhirnya, sebagai anak muda yang lahir dan besar di Aceh Singkil, penulis selalu optimis akan kegemilangan Aceh Singkil di masa depan. Dengan kecintaan yang besar, sungguh-sungguh meningkatkan kualitas dan keterlibatan dalam pembangunan daerah. Karena bagaimanapun juga, Aceh Singkil di masa depan akan diisi oleh generasi muda hari ini. Merawat segala hal yang sudah berjalan baik, berbenah memperbaiki yang kurang serta serius membangun masa depan daerah.

Dirgahayu Kabupaten Aceh Singkil yang ke-24, Aceh Singkil bangkit, sejahtera dan maju.


#HUTAcehSingkil24 #AcehSingkilGemilang #AcehSingkilBeradatBerbudaya

Posting Komentar

0 Komentar