Bila
berkunjung ke Aceh Singkil, maka sudah menjadi hal yang wajar
mengetahui siapa yang memimpin daerah tersebut. Begitu juga dengan
kewajaran untuk mengetahui sejarah Aceh Singkil bagi mereka yang lahir
di Aceh Singkil.
Bila
orang luar daerah mendengar Singkil, mungkin yang terlintas dipikiran
mereka adalah nama-nama wisata (bagi yang suka berwisata) atau Syeikh
Abdurrauf As-Singkily (bagi yang gemar membaca sejarah keilmuan Agama di
Indonesia) atau mungkin juga Lokan dan Buaya (mengingat buaya hampir
setiap tahun menjadi pemberitaan di Aceh Singkil). Yang pasti ada juga
yang terpikirkan teman ku Suhardin berasal dari Singkil , hehehhe....
Nah, sebelum semakin ngawur, to the point aja yaaa.....
Bagi
siapapun, baik yang lahir di Aceh Singkil (wajib tahu lah), tinggal di
Aceh Singkil maupun berkunjung ke Aceh Singkil tahu tidak bagaimana
sosok Bupati Pertama Aceh Singkil (Alm. Makmur Syahputra), bagaimana
beliau, latar pendidikan beliau apa dan hal yang melekat pada beliau..
Saya
mencoba memaparkan tentang beliau, tapi mungkin banyak yang kurang,
karena ini pun berasal dari berbagai sumber dan cerita-cerita terkait
beliau...
Makmur
Syahputra lahir di Penanggalan pada 12 Oktober 1956. Beliau adalah
anak ke 15 dari 17 bersaudara, anak dari Raja Syamsudin Bancin. Saat itu
Penanggalan adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Aceh Singkil, kini
sudah menjadi bagian dari Pemko Subulussalam (2007).
Beliau pernah bersekolah di PGA Subulussalam atau setara dengan SMP, namun karena berbagai permasalahan sekolah ini pun tutup. Mengingat permasalahan tersebut, beliau melanjutkan sekolah di MTsN Sidikalang sebagai alternatif yang nyata. Beliau pernah berjalan kaki sejauh 60 km dari Penanggalan - Sukaramai - Sidikalang kala itu, hal ini karena masih sangat sulitnya akses transportasi kesana.
Karena jarak yang begitu jauh, dan telah berdirinya satu sekolah MTs di Subulussalam, beliau akhirnya pindah dan menamatkan pendidikan di sekolah tersebut pada tahun 1973. Jiwa kepemimpinan telah terlihat sejak beliau menjadi Ketua Osis di sekolah pada tahun 1971 - 1973.
Masa itu, untuk bersekolah di tingkat SMP saja masih sangat sulit, hingga akhirnya beliau melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum di Singkil. Hanya setahun sekolah di Singkil, beliau pindah ke Tapaktuan
Karena semangat dan bakat yang dimiliki, Makmur terpilih menjadi Ketua Osis periode 1975 - 1976. Tak hanya itu, beliau juga terpilih menjadi siswa teladan tingkat SMA se - Kabupaten Aceh Selatan tahun 1976.
Setelah tamat SMU beliau berangkat ke Banda Aceh. Disana beliau awalnya kuliah di Kampus Sultan Iskandar Muda dengan jurusan Administrasi Negara. Namun karena ada kampus negeri, beliau melanjutkan pendidikan di Jurusan Hukum Universitas Syiah Kuala.
Beliau nemilih jurusan hukum karena beliau melihat ada banyak sekali Bupati di wilayah Aceh yang berlatar pendidikan hukum. Beliau ingin kuliah di jurusan ini karena beliau punya tekad meniti karir menjadi seorang Bupati untuk membangun daerahnya. Pada saat itu, pemilihan bupati dilakukan penunjukan langsung dari atas dan kemudian pengesahan dilakukan oleh DPRD tingkat dua.
Saat berada di tahun kedua menyandang predikat seorang mahasiswa, Makmur diberikan kepercayaan memimpin salah satu organisasi besar, yaitu ketua HMI komisariat Fakultas Hukum. Dimana pun beliau berada, selalu ada amanah yang disematkan kepadanya, ini menjadi ladang untuk mengasah kesabaran, keuletan, kesungguhan sebagai pembentuk karakter. Karena keuletan dan dedikasinya, beliau mendapat amanah lebih tinggi yaitu menjadi Sekretaris III HMI Cabang Banda Aceh tahun 1979 - 1980. Beliau juga mendapat penghargaan dari Mendikbud pada tahun 1981 sebagai mahasiswa teladan III dari Unsyiah.
Setelah menyandang gelar sarjana, beliau sempat gundah untuk menentukan arah perjalanan karirnya. Dia kemudian mendaftar PNS dan lulus bekerja di berbagai instansi di Aceh Selatan, yang pada akhirnya mengantarkan beliau ditunujuk sebagai Pejabat Bupati Singkil dan secara sah menjabat sebagai Bupati pertama Kabupaten Aceh Singkil setelah pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan
Beliau pernah bersekolah di PGA Subulussalam atau setara dengan SMP, namun karena berbagai permasalahan sekolah ini pun tutup. Mengingat permasalahan tersebut, beliau melanjutkan sekolah di MTsN Sidikalang sebagai alternatif yang nyata. Beliau pernah berjalan kaki sejauh 60 km dari Penanggalan - Sukaramai - Sidikalang kala itu, hal ini karena masih sangat sulitnya akses transportasi kesana.
Karena jarak yang begitu jauh, dan telah berdirinya satu sekolah MTs di Subulussalam, beliau akhirnya pindah dan menamatkan pendidikan di sekolah tersebut pada tahun 1973. Jiwa kepemimpinan telah terlihat sejak beliau menjadi Ketua Osis di sekolah pada tahun 1971 - 1973.
Masa itu, untuk bersekolah di tingkat SMP saja masih sangat sulit, hingga akhirnya beliau melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum di Singkil. Hanya setahun sekolah di Singkil, beliau pindah ke Tapaktuan
Karena semangat dan bakat yang dimiliki, Makmur terpilih menjadi Ketua Osis periode 1975 - 1976. Tak hanya itu, beliau juga terpilih menjadi siswa teladan tingkat SMA se - Kabupaten Aceh Selatan tahun 1976.
Setelah tamat SMU beliau berangkat ke Banda Aceh. Disana beliau awalnya kuliah di Kampus Sultan Iskandar Muda dengan jurusan Administrasi Negara. Namun karena ada kampus negeri, beliau melanjutkan pendidikan di Jurusan Hukum Universitas Syiah Kuala.
Beliau nemilih jurusan hukum karena beliau melihat ada banyak sekali Bupati di wilayah Aceh yang berlatar pendidikan hukum. Beliau ingin kuliah di jurusan ini karena beliau punya tekad meniti karir menjadi seorang Bupati untuk membangun daerahnya. Pada saat itu, pemilihan bupati dilakukan penunjukan langsung dari atas dan kemudian pengesahan dilakukan oleh DPRD tingkat dua.
Saat berada di tahun kedua menyandang predikat seorang mahasiswa, Makmur diberikan kepercayaan memimpin salah satu organisasi besar, yaitu ketua HMI komisariat Fakultas Hukum. Dimana pun beliau berada, selalu ada amanah yang disematkan kepadanya, ini menjadi ladang untuk mengasah kesabaran, keuletan, kesungguhan sebagai pembentuk karakter. Karena keuletan dan dedikasinya, beliau mendapat amanah lebih tinggi yaitu menjadi Sekretaris III HMI Cabang Banda Aceh tahun 1979 - 1980. Beliau juga mendapat penghargaan dari Mendikbud pada tahun 1981 sebagai mahasiswa teladan III dari Unsyiah.
Setelah menyandang gelar sarjana, beliau sempat gundah untuk menentukan arah perjalanan karirnya. Dia kemudian mendaftar PNS dan lulus bekerja di berbagai instansi di Aceh Selatan, yang pada akhirnya mengantarkan beliau ditunujuk sebagai Pejabat Bupati Singkil dan secara sah menjabat sebagai Bupati pertama Kabupaten Aceh Singkil setelah pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan
Referensi : Wikipedia, sianakrimo.blogspot.com, dan teman-teman lainnya.
0 Komentar