Ber -ENJ ke Simeulue Cut


Perjalanan dari ujung ibu kota Provinsi menuju pelabuhan kapal Labuhan Haji biasa bagi seorang putra Singkil yang selalu menempuh waktu 13 jam lintas Singkil-Banda Aceh.

Namun pengalaman kami akan di mulai dari menaiki kapal penumpang Feri pukul 22.00 WIB. Ya, hendak menuju negeri Ate Fulawan (Kabupaten Simeulue). Segerombolan mahasiswa ENJ Unsyiah telah menaiki kapal, para penumpang lain nya sudah berada pada posisi yang di inginkan. Kini, kapal pun akan segera di dayung oleh Nahkoda.
Terlihat banyak penumpang dengan beragam ekspresi, mungkin mereka yang biasa di atas kapal akan menggunakan ekspresi yang biasa. Namun, kami lebih tertarik pada penumpang yang berada di atas kapal, berbaris terlentang dengan tikar, selimut dan baju menghadap langit.
Di sisi lain, teman-teman mahasiswi dan sebagian mahasiswa telah terlelap di kamar bawah kapal, tidur bersama lelah perjalanan darat mereka. Namun, tidak dengan beberapa kawan gila lainnya. Menikmati langit, merasakan dingin malam dan mengobrol dengan laut sepanjang perjalanan laut itu. Kesetiaan pop mie dan air kopi melengkapi obrolan sederhana di atas kapal. Ya, kami mengobrol tentang Ekspedisi di pulau Simeulue.
Sudah 8 jam kami di atas kapal, para penumpang pun berlari menghadap belakang kapal, menyaksikan matahari terbit. Dan sang mentari pun muncul dengan senyum nya di pagi itu, mulai dengan menampilkan pecahan cahaya hingga ia pun menampakkan indah nya dari bawah laut.
Bulat, orange, dan silau. Matahari mengawali hari di pulau Ate Fulawan. Di depan kapal, sudah terlihat daratan Simeulue yang 1 jam lalu masih hanya terlihat kerlip-krlip-kerlip lampu.
Dan kini kami berlabuh, satu per satu langkah kaki turun dari anak tangga, tas berat dan barang bawaan di pikul masing-masing. Kini, resmi kaki kami menginjak tanah Ate Fulawan.
Salam hangat pak Bupati mengawali pagi pertama di tengah manusia yang baru akan kami kenal. Setelah sambutan dari pak Bupati yang di ditemani teh hangat dan kopi itu, hendak lah kami segera menuju Simeulue Cut, tujuan kami.
Setelah di sajikan pemandangan indah selama perjalanan darat Simeulue, tiba kami pada titik kumpul serah terima antara Unsyiah kepada Camat yang di teruskan kepada Kepala Desa masing-masing. Di bimbing kami, menuju desa baru kami.
Penulis : Suhardin Djalal, Mahasiswa KKN Unsyiah ENJ Simeulue Cut 2017

Posting Komentar

0 Komentar