Semasa kecil, beliau diajar langsung oleh kedua orang tua dengan didikan
dan pengajaran yang baik sama usia 6 tahun. Selanjutnya beliau mulai sekolah di
Sekolah Rakjat Pemuka di Desa Pemuka, Kecamatan Singkil selama 3 tahun.
Meskipun bersekolah selama 3 tahun, beliau tidak mendapatkan Ijazah di Sekolah
Rakjat Pemuka.
Pada tahun 1947, beliau melanjutkan sekolah ke Pesantren Darussalam,
Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan. Selama beliau di Pesantren Darussalam
tersebut, beliau belajar Ilmu Pengetahuan Agama Islam dari jenjang Tsanawiyah,
Aliyah dan Bustanul Muhaqqiqin (Perguruan Tinggi Agama Islam). Beliau belajar
langsung kepada ulama besar saat itu Syeikh H. Muhammad Waly Al-Khalidy yang
bermazhab Syafi’i sekaligus pimpinan Pesantren Darussalam, Labuhan Haji. Selama
kurun waktu 12 tahun (1947-1958), beliau menyelesaikan studinya.
Sepulang beliau ke kampung halaman, setelah belajar dan melanjutkan
pendidikan selama 12 tahun. Beliau kemudian mendirikan Pondok Pesantren Darul
Muta’allimin pada tahun 1958 yang kemudian digeser sekitar 10 KM dari tempat
awal pada tahun 1962 ke Desa yang disebut Tanah Merah.
Secara administrasi, Pondok Pesantren Darul Muta’allimin telah terdaftar di
Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh. Untuk meningkatkan keberadaan
Pesantren, pada tahun 1985 didirikan sebuah Yayasan Al-Mukhlisin Pesantren
Darul Muta’allimin Tanah Merah dan beliau menjadi pimpinan Yayasan tersebut.
Pesantren Darul Muta’allimin menjadi ikon pendidikan agama Islam di
Kabupaten Aceh Singkil dan Pemerintah Kota Subulussalam. Sudah banyak alumni
yang menjadi tokoh penting dalam pembangunan dua daerah tersebut. Bahkan, sudah
mencapai lebih 100 cabang atau ranting madrasah yang terlahir dari Pondok
Pesantren Darul Muta’allimin.
Abuya Syeikh Bahauddin Tawar sangat dicintai santrinnya, dikagumi dan
disegani oleh masyarakat Aceh Singkil dan Subulussalam. Banyak nasihat dan
ucapan beliau menjadi ingatan dalam masyarakat, bahkan nasihat yang menjadi
ingatan melekat bagi santrinya ialah : “Jangan surut di tengah jalan, walaupun
penuh dengan rintangan. Itu pemuda-pemudi sejati dalam hidupnya selalu
berbakti.
Sumber : Pemikiran Syekh Haji Bahauddin Tawar Dalam Perjuangan dan
Pengabdiannya Terhadap Pembangunan dan Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam di
Kabupaten Aceh Singkil (Umma Abidin, S.Pd.I: 2004)
0 Komentar